Minggu, 22 November 2015

kedudukan dan strategi PR

   Sobat blogger kali ini dalam PR membahas tentang kedudukan dan strategi PR dalam hal ini telah kita ketahui bahwa kedudukan PR adalah menilai sikap public agar tercipta keserasian antara masyatrakat dan kebijakan organisasi. yang berarti PR  tidak hanya dikerjakan oleh unit PR  saja akan tetapi semua personil pun dapat melakukan kegiatan PR dengan tujuan menyangkut pencitraan lembaga yang dinaungi.

   PR juga merupakan bagian terpenting dalam organisasi, mengapa ? karena PR bisa juga dikatakan sebagai mata dari  organisasi  karena tanpa adanya PR organisasi tidak akan mampu melihat apa-apa saja yang berkembang dimasyarakat.

   Adapun bebrapa metode yang dapat dilakukan ketika organisasi mengalami permasalahan seperti isu yang mampu menurunka citra organisasi atau bahakan sampai kehilangan citranya. Metode yang dapat dilakukan adalah melalui cara-cara edukatif, informative dan persuasive  yang mengandung arti sebuah ajakan atau imbauan. Namun biasanya humas akan melakukan strategi komunikasi persuasive yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

1.      Informasi atau esan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuha atau kepentingan khalayak sebagai sasarannnya.
2.      PR sebagai komunikator dan mediator berupaya untuk membentuk sikap masyrakat.
3.      Mendorong public untuk berperan serta dalam organisasi.
4.  Perubahan sikap dan penilaian dari pihak public dapat terjadi maka pembinaan atau pengembangan terus menerus dilakukan agar peran serta terpelihara.

   Seorang pejabat humas ada empat tuntutan kemampuan yang harus dimiliki yakni : memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis, kemampuan untuk menarik perhatan,  memengaruhi pendapat umum, serta menjalin suasana saling percaya.

   Adapun peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi humas adalah: menjelaskan tujuan-tujuan organisasi pada publiknya, brtindak sebagai radar, memiliki kemampuan untuk melihat kedepan atau memprediksi sesuatu secara cepat.

   Hal yang selanjutnya yaitu strategi public relation dimana strategi ini terbagi atas dua komponen yakni komponen  sasaran dan komponen sarana.

   Dalam hal ini dikatakan juga bahwa PR mempunyai posisis yang paling dekat dengan pemimpin karena dapat memberian pengetahuan yang jelas dan rinci mengenai suatu sistem terpadu, agar aktivitas humas dalam mewakili organisasi tersebut dapat dipertegas berkenaan batas-batas wewenang dan tanggung jawabdalam memberikan keterangan, mengetahui secara langsung tetang  latar belakangnya mulai dari perencanaan sampai tujuan yang hendak dicapai, fungsi kehumasan berlangsung  secara optimal, serta dapat secara langsung membrikan  sumbangan saran.


Ok sampai disini dulu ya……. Samapai bertemu lagi…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar